Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga bila alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Dengan skala pengukuran maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial. Skala tersebut dapat digunakan dalam pengukuran akan mendapatkan data interval atau data rasio. Tergantung pada bidang yang akan diukur.
1. Skala Likert
Gambar 1 . Contoh Skala Likert |
Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai tingkatan dari yang sangat positif sampai sangat negatif. Diantaranya :
- Sangat Setuju (5) - Setuju (4) - Ragu-ragu (3) - Tidak setuju (2) - Sangat tidak setuju (1)
- Selalu (4) - Sering (3) - Kadang-kadang (2) - Tidak pernah (1)
- Sangat positif (4) - Positif (3) - Negatif (2) - Sangat negatif (1)
- Sangat baik (4) - Baik (3) - Tidak baik (2) - Sangat tidak baik (1)
Instrumen penelitian dapat berupa cheklist atau pilihan ganda. Data yang diperoleh adalah kualitatif kemudian dikuantitatifkan.
2. Skala Guttman
Gambar 2. Contoh Skala Guttman |
Digunakan jika ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Yaitu
- Iya (1) - Tidak (0)
- Setuju (1) - Tidak setuju (0)
- Pernah (1) - Tidak pernah (0)
Instrumen penelitian dapat berupa cheklist atau pilihan ganda. Data yang diperoleh adalah kualitatif kemudian dikuantitatifkan.
3. Semantic Differensial
Gambar 3. Contoh Semantic Defferensial |
Digunakan untuk mengukur sikap/ karakteristik seseorang, namun tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positif terletak di paling kanan dan sangat negatif di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval. Data yang diperoleh adalah kualitatif kemudian dikuantitatifkan.
4. Rating Scale
Gambar 4. Contoh Rating Scale |
Dengan Rating Scale diperoleh data berupa angka kemudian dikualitatifkan. Responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang disediakan. Lebih fleksibel dan tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja namun dapat untuk mengukur persepsi, status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lainnya. Terpenting adalah mampu mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban.
Contoh :
Seberapa baik tata ruang kerja Anda
Berilah jawaban dengan angka :
4 - bila tata ruang itu sangat baik
3 - bila tata ruang itu cukup baik
2 - bila tata ruang itu kurang baik
1 - bila tata ruang itu sangat tidak baik
Reference :
- Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.
- Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom. Yogyakarta.
- Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.
- Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom. Yogyakarta.
2 comments:
Kesalahan yang banyak terjadi di lapangan adalah tidak mengaitkan antara skala pengukuran ini dengan jenis variabelnya, jadi mungkin bisa ditambahkan dengan penekanan dan contoh yang membedakan jenis variabel apa yang cocok dengan skala pengukuran apa.. :)
Terima kasih Pak Handhika atas respons dan sarannya.
Nanti akan kita tulis pada artikel berikutnya.
Posting Komentar