About

Selasa, 21 Januari 2014

TARAF SIGNIFIKANSI

Pengujian hipotesis pada dasarnya adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Ada dua cara menaksir parameter, yaitu
1. Penaksiran titik (a point estimate), suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu nilai dari rara-rata data sampel. Sebagai contoh hipotesis yang berbunyi: 
  • Rata-rata pegawai PT ABC adalah lulusan S1.
  • Rata-rata lama tidur orang dewasa adalah 6 jam sehari.
2. Penaksiran interval (interval estimate), suatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel. Sebagai contoh hipotesis yang berbunyi:
  • Rata-rata pegawai PT ABC adalah lulusan D3 - lulusan S2.
  • Rata-rata lama tidur orang dewasa adalah antara 4 - 8 jam.
Menaksir populasi dengan nilai tunggal akan memiliki resiko kesalahan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan interval. Makin besar interval taksirannya maka akan semakin kecil kesalahannya. Sebagai contoh di atas, menaksir lama tidur orang dewasa adalah antara 3 - 9 jam akan lebih kecil kesalahannya jika interval lama tidur orang dewasa adalah 5 - 7 jam. 
Dalam penelitian, biasanya interval taksiran ditetapkan terlebih dahulu. Seperti 1%, 5%, atau 10%. Nilai ini disebut taraf signifikansi / tingkat signifikansi / level of significant
Nilainya adalah berupa probabilitas atau peluang munculnya suatu kejadian, yaitu peluang besarnya melakukan kesalahan.
Tingkat signifikansi 5% artinya kita mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolah hipotesis yang benar adalah sebanyak-banyaknya 5% dan benar dalam mengambil keputusan sedikit-dikitnya adalah 95%. (tingkat kepercayaan).
Atau dengan kata lain, kita percaya bahwa 95% dari keputusan untuk menolak hipotesis yang salah adalah benar. 
Penentuan taraf signifikansi, biasanya ditentukan oleh peneliti. Penelitian tertentu yang membutuhkan taraf kesalahan yang lebih kecil seperti meneliti makanan, penyakit, obat-obatan dll dibutuhkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi bisa menggunakan taraf signifikansi 0,5% atau 0,1%.

Dalam kurva normal untuk pengujian dua sisi (2-tail sided), dapat kita lihat daerah taksiran dan besarnya kesalahan, sebagai berikut :
Gambar 1. Kurva Pengujian Dua Sisi
Untuk pengujian satu sisi (1-tail sided) menggunakan uji-t atau uji-F, maka dapat kita lihat daerah taksiran dan besarnya kesalahan, sebagai berikut:
Gambar 2. Kurva Pengujian Satu Sisi

Reference:
- Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.
-Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom. Yogyakarta.
- http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_hipotesis






Senin, 20 Januari 2014

HIPOTESIS

Dalam pengujian statistika, kita kenal istilah hipotesis. Hipotesis berasal dari bahasa Yunanihypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. 


Hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang belum dibuktikan kebenarannya. Jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Biasanya hipotesis adalah langkah ketiga dalam penelitian setelah landasan teori dan kerangka berfikir. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis seperti penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif. 

Hipotesis dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan bukan kalimat pertanyaan. 

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan  kuantitatif. 

Dalam hipotesis terdapat istilah, yaitu
1.Hipotesis null (Ho) adalah pernyataan yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik (data sampel). Hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antarvariabel. 
2.Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha) adalah pernyataan yang menyatakan adanya perbedaan antara parameter dengan statistik (data sampel). Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel.

Dalam statistik, hipotesis alternatif tidak sama dengan hipotesis kerja. 

Bentuk-bentuk hipotesis, sebagai berikut :
1. Hipotesis deskriptif
Merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif. 
Contoh :
Ho : Rata-rata skor total tingkat kecerdasan siswa mencapai 70
Ha : Rata-rata skor totak tingkat kecerdasan siswa tidak mencapai 70

2. Hipotesis komparatif (perbandingan)
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif (perbandingan). 
Dalam hal ini, variabel sama namun populasi/sampel berbeda. atau waktu berbeda
Contoh : 
Ho : Daya tahan lampu pijar A lebih lama dibandingkan dengan lampu pijar B
Ho : Daya tahan lampu pijar A lebih pendek dibandingkan dengan lampu pijar B

3. Hipotesis asosiatif (hubungan)
Merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh :
Ho : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan prestasi belajar
Ha : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan prestasi belajar

Karakateristik hipotesis yang baik, diantaranya:
1. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas dan tidak ambigu.
2. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
3. Merupakan dugaan terhadap variabel mandiri.
4. Merupakan perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel.
5. Merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
dll.

Uji Hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi).

Dalam statistik inferensial, terdapat istilah hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Sedangkan hipotesis statistik diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari data sampel penelitian.

Menguji hipotesis penelitian berarti menguji jawaban sementara apakah betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Sedangkan menguji hipotesis statistik adalah menguji hipotesis penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan data sampel itu dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.


Reference:
- Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.
-Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom. Yogyakarta.
- http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis



Rabu, 15 Januari 2014

CONTOH PENGUJIAN VALIDITAS DENGAN KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT

Seorang mahasiswa melakukan penelitian dengan menggunakan kuisioner untuk mengetahui atau mengungkap prestasi belajar seseorang. Terdapat 10 butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert yaitu 
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
Setelah membagikan skala kepada 15 responden diperoleh tabulasi data-data sebagai berikut :

Gambar 1. Data Tabulasi 15 Responden
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.
Pengujian yang biasa digunakan untuk validitas adalah

Korelasi Pearson Product Moment dan Corrected - Item Correlation

Korelasi Pearson Product Moment
Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total (penjumlahan seluruh skor item). Rumus untuk menghitungnya adalah

Keterangan:

Berikut hasil perhitungan manual :
Gambar 2. Perhitungan 1
Gambar 3. Perhitungan 3
Gambar 4. Perhitungan 4
Gambar 5. Perhitungan 5 - Nilai Korelasi Pearson Product Moment
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. dan hasil dibandingkan dengan r-tabel
Product
Moment dengan
N=jumlah responden-2. Kriteria pengujian adalah
  • Jika r-hitung ³ r-tabel, maka instrument atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
  • Jika r-hitung < r-tabel, maka instrument atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Dalam hal ini diperoleh r-tabel dengan N=15-2=13 dan signifikansi 5% adalah r-tabel=0,553.
Gambar 6. Hasil Validitas Pearson Product Moment
Terdapat tiga item yang tidak valid. yaitu item 1, 9 dan 10. item-item yang tidak valid harus dibuang. Analisis validitas dapat dilakukan sampai 2 atau 3 kali sampai diperoleh item yang valid setelah membuang item-item yang tidak valid. Biasanya dilakukan sampai 1 atau 3 kali saja. 

Note :
"sqrt( )" = akar kuadrat
"^2"      = pangkat dua
r-ix        = korelasi item-i dengan skor total

Reference:
- Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.
- Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom. Yogyakarta.

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen valid adalah berarti adanya ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Timbangan yang valid digunakan untuk mengukur berat dengan teliti, namun timbangan tidak akan valid untuk mengukur panjang suatu benda.

Sedangkan instrumen reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Meteran yang terbuat dari besi adalah alat ukur yang reliabel, namun jika terbuat dari karet maka meteran tidak akan reliabel, karena menghasilkan ukuran yang berbeda jika dilakukan pengukuran berulang.

Instrumen yang valid dan reliabel adalah syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Sedangkan instrumen yang valid pasti reliabel, namun pengujian relibilitas masih tetap dilakukan.

Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan validitas eksternal. Instrumen yang memiliki validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada dalam instrumen tersebut. Dikembangkan dari teori yang relevan. Sedangkan instrumen validitas eksternal bila kriteria instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada. Dikembangkan dari fakta empiris.

Sebagai contoh mengukur kepuasan pelanggan, maka tolak ukur yang digunakan adalah didasarkan pada tolak ukur yang telah ditetapkan dalam bidang pemasaran sedangkan validitas internal dikembangkan dari teori-teori tentang kepuasan pelanggan.

Pada dasarnya terdapat dua instrumen, yaitu
  1. Instrumen berbentuk tes yang mengukur prestasi belajar. Dalam hal ini terdapat jawaban benar atau salah. Dalam hal ini harus memenuhi validitas kosntruk dan validitas isi
  2. Instrumen berbentuk nontest mengukur sikap. Dalam hal ini tidak ada yang salah atau benar tetapi bersifat positif atau negative. Dalam hal ini cukup memenuhi validitas konstruk saja.

Instrumen yang memiliki validitas kosntruk jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Misalnya mengukur kepuasan pelanggan maka perlu didefinisikan apa kepuasan pelanggan tersebut. Sedangkan validitas isi dilakukan untuk memastikan apakah isi kuesioner sudah sesuai dan relevan dengan tujuan studi. Misalnya dalam mengukur prestasi belajar, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Reference:
- Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.
- Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom. Yogyakarta.


SKALA PENGUKURAN SIKAP

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga bila alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. 


Dengan skala pengukuran maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. 
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial. Skala tersebut dapat digunakan dalam pengukuran akan mendapatkan data interval atau data rasio. Tergantung pada bidang yang akan diukur. 


1. Skala Likert
Gambar 1 . Contoh Skala Likert
Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai tingkatan dari yang sangat positif sampai sangat negatif. Diantaranya :

  • Sangat Setuju (5) - Setuju (4) - Ragu-ragu (3) - Tidak setuju (2) - Sangat tidak setuju (1)
  • Selalu (4) - Sering (3) - Kadang-kadang (2) - Tidak pernah (1)
  • Sangat positif (4) - Positif (3) - Negatif (2) - Sangat negatif (1)
  • Sangat baik (4) - Baik (3) - Tidak baik (2) - Sangat tidak baik (1)
Instrumen penelitian dapat berupa cheklist atau pilihan ganda. Data yang diperoleh adalah kualitatif kemudian dikuantitatifkan.

2. Skala Guttman
Gambar 2. Contoh Skala Guttman
Digunakan jika ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Yaitu 
  • Iya (1) - Tidak (0)
  • Setuju (1) - Tidak setuju (0)
  • Pernah (1) - Tidak pernah (0)
Instrumen penelitian dapat berupa cheklist atau pilihan ganda. Data yang diperoleh adalah kualitatif kemudian dikuantitatifkan.



3. Semantic Differensial
Gambar 3. Contoh Semantic Defferensial
Digunakan untuk mengukur sikap/ karakteristik seseorang, namun tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positif terletak di paling kanan dan sangat negatif di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval. Data yang diperoleh adalah kualitatif kemudian dikuantitatifkan.

4. Rating Scale
Gambar 4. Contoh Rating Scale
Dengan Rating Scale diperoleh data berupa angka kemudian dikualitatifkan. Responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang disediakan. Lebih fleksibel dan tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja namun dapat untuk mengukur persepsi, status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lainnya. Terpenting adalah mampu mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban.

Contoh :
Seberapa baik tata ruang kerja Anda

Berilah jawaban dengan angka :

4 - bila tata ruang itu sangat baik
3 - bila tata ruang itu cukup baik
2 - bila tata ruang itu kurang baik
1 - bila tata ruang itu sangat tidak baik



Reference : 
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.
- Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom. Yogyakarta.




Senin, 13 Januari 2014

PARADIGMA PENELITIAN

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian yang merumuskan paradigma adalah penelitian yang bersifat asosiatif.
Paradigma penelitian dapat digunakan sebagai panduan dalam hal:
  •        Merumuskan masalah
  •        Merumuskan hipotesis
  •        Menentukan teknik statistic yang akan digunakan

Paradigma Sederhana
Menunjukkan hubungan satu variabel independen (X) dengan satu variabel dependen (Y).
Contoh : X = Penampilan kerja dan Y = Produktivitas kerja
Gambar 1. Paradigma Sederhana
Berdasarkan paradigma tersebut maka dapat ditentukan rumusan masalah deskriptif untuk variabel dependen dan variabel independen. Dan selanjunya dapat ditentukan rumusan masalah asosiatif atau hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

Paradigma Sederhana Berurutan
Menunjukkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain secara berurutan.
Contoh : X1 = Tata ruang kantor; X2 = Penghasilan; X3 = Prestasi kerja dan Y = Kesejahteraan

Gambar 2. Paradigma Sederhana Berurutan
Untuk mencari hubungan antar variabel dapat digunakan korelasi sederhana.

Paradigma Ganda dua Variabel Independen
Menunjukkan hubungan bersama-sama antara X1 dengan  X2 terhadap Y
Contoh : X1 = Tata ruang kantor; X2 = Kepemimpinan dan Y = Kelancaran kerja

Gambar 3. Paradigma Ganda Dua Variabel Independen
Terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan masalah asosiatif yaitu tiga korelasi sederhana dan satu korelasi ganda.

Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Contoh : X1 = Pemahaman terhadap tugas; X2 = Kepemimpinan; X3 = Kepuasan kerja dan Y  = Produktivitas kerja
Gambar 4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Terdapat empat rumusan masalah deskriptif dan enam korelasi sederhana serta minimal satu korelasi ganda.

Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Contoh : X1 = Tingkat pendidikan; Y1 = Kepuasan kerja dan Y2 = Kematangan kerja 
Gambar 5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan tiga korelasi sederhana antara X1 dengan Y1, X1 dengan Y2 dan Y1 dengan Y2. Analisis regresi juga dapat digunakan.

Paradigma Jalur Sederhana
Contoh : X1 = Status Social Ekonomi; X2 = IQ; X3 = Motivasi berprestasi dan Y = Prestasi
Gambar 6. Paradigma Jalur Sederhana
Terdapat tiga variabel independen dengan satu variabel dependen. Teknik yang digunakan dinamakan path analisys. Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi, regresi dan jalur sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening. Terdapat empat rumusan masalah deskriptif dan enam masalah rumusan masalah hubungan jalur.

Paradigma Jalur Ganda
Contoh : X1 = Kematangan pribadi; X2 = Gaya kepemimpinan; X3 = Wibawa kepemimpinan; X4 = Kematangan guru; X5 = Gaya kepemimpinan; X6 = Wibawa kepemimpinan kepala sekolah dan Y = Hasil belajar. 
Gambar 7. Paradigma Jalur Ganda


Reference : 
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.
- Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom. Yogyakarta.


Sabtu, 11 Januari 2014

VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau obyek. Menurut Kerlinger (1973) variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Menurut Kidder (1981) variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Jadi variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jenis-jenis variabel berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya:
  1.  Variabel independen. Nama lainnya adalah variabel bebas, stimulus, predictor, antecendent. Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
  2. Variabel dependenNama lainnya adalah variabel tak bebas, terikat, output, kriteria atau konsekuen. Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen.
  3. Variabel Moderator. Variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Atau disebut juga variabel independen kedua.
  4. Variabel Intervening. Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen yang menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati atau diukur.
  5. Contoh Hubungan Variabel Independen, Dependen, Intervening dan Moderator
  6. Variabel KontrolVariabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Biasa sdigunakan peneliti untuk penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh Hubungan Variabel Independen, Dependen dan Kontrol
Untuk dapat melihat manakah variabel independen, dependen, moderator, intervening atau pun variabel kontrol, kita harus tahu konteksnya dengan dilandasi dengan konsep teoritis yang mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris.

Untuk itu sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. 

Reference:
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.
- Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom. Yogyakarta.